Senin, 18 Agustus 2014

Dongeng Si Kancil dan Buaya

Sudah menjadi rahasia umum di hutan bahwa kancil merupakan hewan paling cerdik. Akalnya seribu untuk mengatasi berbagai macam masalah. Banyak hewan di dalam hutan meminta pertolongan padanya ketika mereka terlibat sejumlah masalah. Walaupun, dinilai sebagai hewan paling cerdik, namun kancil tidaklah sombong sehingga ia memiliki banyak teman.

Suatu waktu, kancil mencari makanan keluar dari dalam hutan tempat biasa ia bernaung. Saat itu memang musim kemarau, saat di mana makanan di hutan berkurang. Lantaran, hawa panas, kancil menepi ke sebuah sungai untuk menghilangkan dahaga di tenggorokannya.

Setelah puas meminum air sungai yang segar, kancil melanjutkan perjalanannya dengan berjalan menyusuri sungai. Kancil memang tidak ingin jauh-jauh dari sungai supaya ia bisa langsung begitu merasa haus. Hampir sejam lamanya kancil berjalan saat ia menemukan sebuah tempat yang kaya akan makanan. Sayangnya, tempat itu berada di seberang sungai. Tidak ada jembatan yang menghubungkan antara satu tempat ke tempat lainnya. Kancil bingung, apa yang harus dilakukan untuk sampai ke seberang. Ia bergumam, “Alangkah enaknya, jika aku bisa menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati semua makanan yang ada di sana.”

Ketika sedang asyik melamun, mata kancil melihat seekor buaya tengah asyik berjemur di sungai. Kancil pun mendatangi buaya itu dan bertanya, “Hai sahabatku, Buaya, apa kabarmu hari ini?”

Buaya yang tengah menikmati harinya itu membuka mata. Ketika ia melihat yang sedang berbicara adalah kancil, ia menjawab pertanyaannya. “Kabarku baik kancil sahabatku. Apa gerangan yang membawa dirimu datang ke mari?”

“Aku membawa kabar gembira untukmu dan teman-temanmu,” jawab si kancil.

“Hohoho, kabar baik rupanya…” kata buaya antusias, “Baiklah, ceritakan kabar baik yang kamu bawa untukku dan teman-temanku.”

“Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman untuk menghitung jumlah buaya yang ada di dalam sungai. Karena, Raja Sulaiman ingin memberikan hadiah kepada kalian semua,” jelas kancil.

“Benarkah itu?”

Kancil mengangguk. “Karena itu, panggillah teman-temanmu semua dan berjejer di sungai ini dari sini hingga ke sana…”

Buaya pun memanggil teman-temannya dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh kancil.

Saat buaya dan teman-temannya telah berjejer, buaya berkata, “Sekarang hitunglah, kami sudah siap.”

Kancil pun mulai melompat satu per satu ke punggung buaya. Dia berteriak keras-keras, “Satu! Dua! Tiga!” dan begitulah seterusnya hingga ia sampai di pinggir sungai yang dimaksud—pinggir sungai yang banyak makanannya. Sesampainya di sana, si kancil membalikkan tubuhnya. “Terima kasih sahabat-sahabatku yang baik. Sekarang aku sudah sampai di sini, dan aku sudah menghitung kalian semua. Sekarang selamat tinggal.”

Melihat Kancil ingin pergi begitu saja, Buaya berteriak, “Hei, Kancil, mana hadiah dari Raja Sulaiman yang kamu janjikan?”

“Oh, iya, aku belum mengatakannya pada kalian ya? Raja Sulaiman ternyata sudah memberikan hadiah-hadiahnya untuk buaya-buaya di tempat lain. Sehingga tidak ada hadiah untuk kalian. Hahaha…”

Sekarang tahulah buaya telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Kancil apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu, Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buaya-buaya tersebut.

Senin, 11 Agustus 2014

Biografi Abu Nawas

Biografi
Abu Nawas adalah salah seorang penyair dan pujangga sastra Arab klasik. Namanya sering dikaitkan dengan cerita Seribu Satu Malam. Ia dilahirkan pada 145 H atau 747M di kota Ahvaz Persia (Iran). Abu Nawas memiliki nama asli Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami, dari ayah seorang anggota legiun militer Marwan II yaitu Hani Al Hakam yang seorang Arab dan ibu seorang Persia bernama Jalban dimana pekerjaannya adalah mencuci kain wol.
Sejak kecil Abu Nawas sudah yatim, ibunya harus banting tulang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.  Abu Nawas juga seperti anak lainnya dimana umurnya waktu kecil dihabiskan untuk belajar pada orang terpelajar lainnya. Abu Nawas sangat menyukai syair. Ia belajar sastra Arab dari Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Abu Nawas juga memperdalam Al Quran dari seorang ahli yang bernama Ya’qub al Hadrami sedangkan ilmu hadist belajar dari Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al Qattan dan Azhar bin Sa’ad as Samman.

Orang-orang yang sangat mempengaruhi gaya bahasa Abu Nawas dalam menulis syair adalah Walibah bin Habab al-Asadi. Ia adalah penyair dari Kufah yang sangat tertarik dengan bakat Abu Nawas. Dari penyair inilah akhirnya gaya bahasa syair Abu Nawas yang awalnya kasar menjadi lebih halus, berkelas dan teratur. Dalam gemblengan Walibah bin Habab al-Asadi, Abu Nawas berhasil mencapai puncak karirnya.
Menjadi Penyair Terkenal
Abu Nawas yang sudah terkenal itu kemudian pindah ke Baghdad yang merupakan pusat peradapan dan kejayaan dunia saat itu (mungkin kalau sekarang seperti Amerika). Di pusat peradapan Dinasti Abbasyiah inilah ia kemudian banyak bergaul dengan para bangsawan. Abu Nawas sering bersyair untuk para bangsawan dan saudagar. Tentunya syairnya banyak yang berisi kata-kata pujian dan sanjungan agar mereka senang dan memberikan upah yang tinggi untuk Abu Nawas. Ia jadi terkenal sebagai penyair yang menjilat penguasa untuk kepentingan dirinya.
Gaya hidup Abu Nawas menjadi sering glamour dan hura-hura, banyak hal kontroversial yang dilakukannya. Ia tampil sebagai tokoh unik sekaligus kontroversial dalam khasanah sastra Arab.
Didalam suatu kitab sejarah sastra Arab yang berjudul Al-Wasith fil Adabil 'Arabi wa Tarikhihi, Abu Nawas diceritakan sebagai seorang penyair dan sastrawan yang multi talenta, cerdik, multivisi, tajam berkata-kata dan tentunya jenaka. Ia sebenarnya juga menulis karya-karya ilmiah akan tetapi jarang dibahas dan tertutup oleh karya syairnya. Ia terkenal sebagai penyair yang jenaka, bertingkah lucu dan tak lazim.
Kepandaiannya dalam menulis syair dan puisi memikat penguasa saat itu yaitu Raja Harun Al Rasyid yang kemudian memanggilnya ke istana untuk dijadikan syairul bilad atau penyair istana.
Abu Nawas Dipenjarakan
Abu Nawas tak selalu berlimpah kemewahan. Di akhir hidupnya ia malah terkena masalah dengan penguasa setempat. Ketika Abu Nawas membaca puisi, Kafilah Bani Mudar untuk Khalifah, tak disangka Khalifah tersinggung dengan puisi Abu Nawas. Sang penguasa akhirnya menjebloskan Abu Nawas ke penjara.
Di penjara inilah kehidupan Abu Nawas berubah drastis yang semula penuh kemewahan menjadi penuh keprihatinan, namun justru saat itulah sisi spiritualnya terketuk. Ia jadi sering mendekatkan diri pada Allah. Syair-syair dan puisinya yang awalnya berisi kepongahan dan keglamoran menjadi lebih bernuansa religi dan kepasrahan kepada Allah.
Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, akhir hayat Abu Nawas sangat diwarnai dengan kegiatan ibadah. Beberapa sajaknya menguatkan hal itu. Salah satu bait puisinya yang sangat indah merupakan ungkapan rasa sesal yang amat dalam akan masa lalunya.
Mengenai tahun meningalnya, banyak versi yang saling berbeda. Ada yang menyebutkan tahun 190 H/806 M, ada pula yang 195H/810 M, atau 196 H/811 M. Sementara yang lain tahun 198 H/813 M dan tahun 199 H/814 M. Konon Abu Nawas meninggal karena dianiaya oleh seseorang yang disuruh oleh keluarga Nawbakhti – yang menaruh dendam kepadanya. Ia dimakamkan di Syunizi di jantung Kota Baghdad.

Tips Cara Menjaga Kesehatan MataCara Menjaga Kesehatan Mata

Mata adalah organ yang sangat penting pada tubuh kita. Dengan mata, kita dapat melihat keindahan dunia ini. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk tetap menjaga kesehatan mata. Kita harus senantiasa menjaga kesehatan mata kita agar terhindar dari berbagai penyakit mata.

Banyak sekali penyakit mata yang dapat menyerang mata kita sewaktu-waktu. Seperti seseorang yang sering membaca buku, bermain game terlalu lama, dan sebagainya dapat terserang penyakit miopi.

Penyakit mata yang sudah tak asing lagi kita dengar seperti miopi atau rabun jauh, hipermetropi atau rabun dekat, presbiopi atau tidak dapat melihat benda yang jauh maupun dekat, katarak, buta warna yang tidak dapat melihat berbagai macam warna. Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mata dan dapat terhindar dari penyakit mata tersebut. Berikut adalah tips cara menjaga kesehatan mata.

Cara Menjaga Kesehatan Mata

  1. Riwayat kesehatan mata keluarga
  2. Bicaralah pada anggota keluarga terutama orang tua Anda. Apakah orang tua Anda di diagnosis mengalami penyakit mata keturunan? Hal ini karena dapat menentukan Anda, apakah Anda beresiko tinggi terkena penyakit mata atau tidak.

  3. Jaga jarak pandang
  4. Jaga jarak pandang ketika sedang berada dilayar komputer maupun TV. Jarak pandang yang ideal sekitar 50-100cm. Seperti juga halnya ketika sedang membaca buku. Jarak yang ideal ketika membaca buku sekitar 30cm. Hal ini dimaksudkan agar dapat terhindar dari miopi atau rabun dekat.

  5. Hindari kebiasaan mengucek mata
  6. Jangan sering mengucek mata ketika mata terasa gatal. Ketika tangan Anda kotor sehabis memegang suatu benda dapat menginfeksi organ mata yang dapat berakibat sangat buruk untuk kesehatan mata.

  7. Istirahatkan mata
  8. Jangan paksakan mata untuk berlama-lama membaca buku atau berada di depan layar komputer. Jika Anda terlalu lama, mata akan sakit. Isitirahatkan mata selama beberapa menit.

  9. Makan makanan yang mengandung vitamin A
  10. Makan makanan seperti wortel yang mengandung vitamin A. Hal, ini dikarenakan wortel mengandung vitamin A dan beta karoten yang berfungsi untuk menjaga kesehatan mata Anda.

  11. Pakai pelindung mata
  12. Cobalah untuk memakai pelindung mata dalam berbagai kegiatan aktivitas seperti saat berkendara, olahraga, dan sebagainya. Banyak kacamata yang dirancang khusus untuk olahraga untuk menghindari terjadinya cedera mata dan terhindar dari debu.

  13. Periksa mata
  14. Periksakan mata Anda secara rutin agar dapat terhindar dari penyakit yang menyerang mata sewaktu-waktu.

  15. Berhenti merokok
  16. Bagi orang perokok, usahakan agar menghentikan kebiasaan merokok mulai sekarang. Ini dikarenakan, dapat berpotensi mengalami sejumlah penyakit mata seperti katarak dan kerusakan saraf optik pada mata.
Demikianlah tips cara menjaga kesehatan mata. Jagalah kesehatan mata Anda mulai sekarang!

Syarat-Syarat Pengiriman Naskah KKPK



  1. Usia penulis di bawah 12 tahun.
  2. Jumlah halaman cerita minimal 45 halaman, maksimal 50 halaman. (tidak termasuk kata pengantar, ucapan terima kasih, daftar isi, halaman profil, dll).
  3. Diketik kemudian diprint di kertas HVS A4, 1.5 spasi, Font: Times New Roman Besar Font: 12 pt.
  4. Karya yang dikirim adalah karya asli perseorangan. Tidak boleh menjiplak dan mengadaptasi dari karya orang lain.
  5. Karya tidak boleh menyinggung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), kekerasan, ketidaksopanan terhadap teman, orang tua, dan guru.
  6. Karya disertai dengan biodata lengkap: : nama, tempat tgl. lahir, alamat rumah, no telp. dan HP (terbaru) yg bisa dihubungi, nama sekolah, alamat sekolah.
  7. Karya harus dikirim lewat Pos, tidak melalui e-mail atau facebook
  8. Illustrasi gambar akan dibuat oleh Kakak-kakak illustrator di Mizan
Dikirim ke alamat  Penerbit Mizan :
Jl. Cinambo No.135 , Cisaranten Wetan, 
Ujung Berung, Bandung 40294

"Kisah Kancil Mencuri Timun"


ImageSiang itu panas sekali. Matahari bersinar garang. Tapi hal itu tidak terlalu dirasakan oleh Kancil. Dia sedang tidur nyenyak di bawah sebatang pohon yang rindang.
Tiba-tiba saja mimpi indahnya terputus. “Tolong! Tolong! ” terdengar teriakan dan jeritan berulang-ulang. Lalu terdengar suara derap kaki binatang yang sedang berlari-lari.
“Ada apa, sih?” kata Kancil. Matanya berkejap-kejap, terasa berat untuk dibuka karena masih mengantuk.
Di kejauhan tampak segerombolan binatang berlari-lari menuju ke arahnya. “Kebakaran! Kebakaran! ” teriak Kambing. ” Ayo lari, Cil! Ada kebakaran di hutan! “
Memang benar. Asap tebal membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia langsung bangkit dan berlari mengikuti teman-temannya.
Kancil terus berlari. Wah, cepat juga larinya. Ya, walaupun Kancil bertubuh kecil, tapi dia dapat berlari cepat. Tanpa terasa, Kancil telah berlari jauh, meninggalkan teman-temannya.
“Aduh, napasku habis rasanya,” Kancil berhenti dengan napas terengah-engah, lalu duduk beristirahat. “Lho, di mana binatang-binatang lainnya?” Walaupun Kancil senang karena lolos dari bahaya, tiba-tiba ia merasa takut. “Wah, aku berada di mana sekarang? Sepertinya belum pernah ke sini.”
Kancil berjalan sambil mengamati daerah sekitarnya. “Waduh, aku tersesat. Sendirian lagi. Bagaimana ini? Kancil semakin takut dan bingung. “Tuhan, tolonglah aku.”
Kancil terus berjalan menjelajahi hutan yang belum pernah dilaluinya. Tanpa terasa, dia tiba di pinggir hutan. Ia melihat sebuah ladang milik Pak Tani.
“Ladang sayur dan buah-buahan? Oh, syukurlah. Terima kasih, Tuhan,” mata Kancil membelalak. Ladang itu penuh dengan sayur dan buah-buahan yang siap dipanen. Wow, asyik sekali!
“Kebetulan nih, aku haus dan lapar sekali,” kata Kancil sambil menelan air liurnya. “Tenggorokanku juga terasa kering. Dan perutku keroncongan minta diisi. Makan dulu, ah.”
Dengan tanpa dosa, Kancil melahap sayur dan buahbuahan yang ada di ladang. Wah, kasihan Pak Tani. Dia pasti marah kalau melihat kejadian ini. Si Kancil nakal sekali, ya?
“Hmm, sedap sekali,” kata Kancil sambil mengusap-usap perutnya yang kekenyangan. “Andai setiap hari pesta seperti ini, pasti asyik.”
Setelah puas, Kancil merebahkan dirinya di bawah sebatang pohon yang rindang. Semilir angin yang bertiup, membuatnya mengantuk. “Oahem, aku jadi kepingin tidur lagi,” kata Kancil sambil menguap.
Akhirnya binatang yang nakal itu tertidur, melanjutkan tidur siangnya yang terganggu gara-gara kebakaran di hutan tadi. Wah, tidurnya begitu pulas, sampai terdengar suara dengkurannya. Krr… krr… krrr…!!
Ketika bangun pada keesokan harinya, Kancil merasa lapar lagi. “Wah, pesta berlanjut lagi, nih,” kata Kancil pada dirinya sendiri. “Kali ini aku pilih-pilih dulu, ah. Siapa tahu ada buah timun kesukaanku.”
Maka Kancil berjalan-jalan mengitari ladang Pak Tani yang luas itu. “Wow, itu dia yang kucari!!” Kancil berseru gembira. “Hmm, timunnya kelihatan begitu segar. Besar-besar lagi! Wah, pasti enak nih.”
Kancil langsung memakan buah timun itu sampai kenyang. “Wow, enak sekali sarapan timun,” kata Kancil sambil tersenyum puas.
Hari sudah agak siang. Lalu Kancil kembali ke bawah pohon rindang untuk beristirahat.
Pak Tani terkejut sekali ketika melihat ladangnya. “Wah, ladang timunku kok jadi berantakan-begini,” kata Pak Tani geram. “Perbuatan siapa, ya? Pasti ada hama baru yang ganas. Atau mungkinkah ada bocah nakal atau binatang lapar yang mencuri timunku?”
Ladang timun itu memang benar-benar berantakan. Banyak pohon timun yang rusak karena terinjak-injak. Dan banyak pula serpihan buah timun yang berserakan di tanah. Hm, awas, ya, kalau sampai tertangkap! ” omel Pak Tani sambil mengibas-ngibaskan sabitnya. “Panen timunku jadi berantakan.”
Maka seharian Pak Tani sibuk membenahi kembali ladangnya yang berantakan.
Dari tempat istirahatnya, Kancil terus memperhatikan Pak Tani itu. “Hmm, dia pasti yang bernama Pak Tani,” kata Kancil pada dirinya sendiri. “Kumisnya boleh juga. Tebal, hitam, dan melengkung ke atas. Lucu sekali. Hi… hi… hi…."
Sebelumnya Kancil memang belum pernah bertemu dengan manusia. Tapi dia sering mendengar cerita tentang Pak Tani dari teman-temannya. “Aduh, Pak Tani kok lama ya,” ujar Kancil. Ya, dia telah menunggu lama sekali. Siang itu Kancil ingin makan timun lagi. Rupanya dia ketagihan makan buah timun yang segar itu.
Sore harinya, Pak Tani pulang sambil memanggul keranjang berisi timun di bahunya. Dia pulang sambil mengomel, karena hasil panennya jadi berkurang. Dan waktunya habis untuk menata kembali ladangnya yang berantakan.
“Ah, akhirnya tiba juga waktu yang kutunggu-tunggu,” Kancil bangkit dan berjalan ke ladang. Binatang yang nakal itu kembali berpesta makan timun Pak Tani.
ImageKeesokan harinya, Pak Tani geram dan marah-marah melihat ladangnya berantakan lagi. “Benar-benar keterlaluan!! ” seru Pak Tani sambil mengepalkan tangannya. “Ternyata tanaman lainnya juga rusak dan dicuri.”
Pak Tani berlutut di tanah untuk mengetahui jejak si pencuri. “Hmm, pencurinya pasti binatang,” kata Pak Tani. “Jejak kaki manusia tidak begini bentuknya.”
Pemilik ladang yang malang itu bertekad untuk menangkap si pencuri. “Aku harus membuat perangkap untuk menangkapnya! “
Maka Pak Tani segera meninggalkan ladang. Setiba di rumahnya, dia membuat sebuah boneka yang menyerupai manusia. Lalu dia melumuri orang-orangan ladang itu dengan getah nangka yang lengket!
Pak Tani kembali lagi ke ladang. Orang-orangan itu dipasangnya di tengah ladang timun. Bentuknya persis seperti manusia yang sedang berjaga-jaga. Pakaiannya yang kedodoran berkibar-kibar tertiup angin. Sementara kepalanya memakai caping, seperti milik Pak Tani.
“Wah, sepertinya Pak Tani tidak sendiri lagi,” ucap Kancil, yang melihat dari kejauhan. “Ia datang bersama temannya. Tapi mengapa temannya diam saja, dan Pak Tani meninggalkannya sendirian di tengah ladang?”
Lama sekali Kancil menunggu kepergian teman Pak Tani. Akhirnya dia tak tahan. “Ah, lebih baik aku ke sana,” kata Kancil memutuskan. “Sekalian minta maaf karena telah mencuri timun Pak Tani. Siapa tahu aku malah diberinya timun gratis.”
“Maafkan saya, Pak,” sesal Kancil di depan orangorangan ladang itu. “Sayalah yang telah mencuri timun Pak Tani. Perut saya lapar sekali. Bapak tidak marah, kan?”
Tentu saj,a orang-orangan ladang itu tidak menjawab. Berkali-kali Kancil meminta maaf. Tapi orang-orangan itu tetap diam. Wajahnya tersenyum, tampak seperti mengejek Kancil.
“Huh, sombong sekali!” seru Kancil marah. “Aku minta maaf kok diam saja. Malah tersenyum mengejek. Memangnya lucu apa?” gerutunya.
Akhirnya Kancil tak tahan lagi. Ditinjunya orangorangan ladang itu dengan tangan kanan. Buuuk! Lho, kok tangannya tidak bisa ditarik? Ditinjunya lagi dengan tangan kiri. Buuuk! Wah, kini kedua tangannya melekat erat di tubuh boneka itu.
” Lepaskan tanganku! ” teriak Kancil jengkel. ”Kalau tidak, kutendang kau! ” Buuuk! Kini kaki si Kancil malah melekat juga di tubuh orang-orangan itu. “Aduh, bagaimana ini?”
Sore harinya, Pak Tani kembali ke ladang. “Nah, ini dia pencurinya! ” Pak Tani senang melihat jebakannya berhasil. “Rupanya kau yang telah merusak ladang dan mencuri
timunku.” Pak Tani tertawa ketika melepaskan Kancil. “Katanya kancil binatang yang cerdik,” ejek Pak Tani. “Tapi kok tertipu oleh orang-orangan ladang. Ha… ha… ha…. “
Kancil pasrah saja ketika dibawa pulang ke rumah Pak Tani. Dia dikurung di dalam kandang ayam. Tapi Kancil terkejut ketika Pak Tani menyuruh istrinya menyiapkan bumbu sate.
” Aku harus segera keluar malam ini juga. ” tekad Kancil. Kalau tidak, tamatlah riwayatku. “
Malam harinya, ketika seisi rumah sudah tidur, Kancil memanggil-manggil Anjing, si penjaga rumah. “Ssst… Anjing, kemarilah,” bisik Kancil. “Perkenalkan, aku Kancil. Binatang piaraan baru Pak Tani. Tahukah kau? Besok aku akan diajak Pak Tani menghadiri pesta di rumah Pak Lurah. Asyik, ya?”
Anjing terkejut mendengarnya. “Apa? Aku tak percaya! Aku yang sudah lama ikut Pak Tani saja tidak pernah diajak pergi. Eh, malah kau yang diajak.”
Kancil tersenyum penuh arti. “Yah, terserah kalau kau tidak percaya. Lihat saja besok! Aku tidak bohong! “
Rupanya Anjing terpengaruh oleh kata-kata si Kancil. Dia meminta agar Kancil membujuk Pak Tani untuk mengajakn-ya pergi ke pesta.
“Oke, aku akan berusaha membujuk Pak Tani,” janji Kancil. “Tapi malam ini kau harus menemaniku tidur di kandang ayam. Bagaimana?” Anjing setuju dengan tawaran Kancil. Dia segera membuka gerendel pintu kandang, dan masuk. Dengan sigap, Kancil cepat-cepat keluar dari kandang.
“Terima kasih,” kata Kancil sambil menutup kembali gerendel pintu. “Maaf Iho, aku terpaksa berbohong. Titip salam ya, buat Pak Tani. Dan tolong sampaikan maafku padanya.” Kancil segera berlari meninggalkan rumah Pak Tani. Anjing yang malang itu baru menyadari kejadian sebenarnya ketika Kancil sudah menghilang.
Persyaratan Pengiriman Naskah Travela (Traveling Anak)
  • Usia penulis di bawah 12 tahun
  • Jumlah halaman cerita minimal 45 halaman, maksimal 50 halaman. (tidak termasuk kata pengantar, ucapan terima kasih, daftar isi, halaman profil, dll)
  • Disertai foto-foto yang berhubungan dengan materi
  • Diketik kemudian diprint di kertas HVS A4, 1.5 spasi, Times New Roman ukuran 12 pt
  • Karya dikirim melalui pos, bukan melalui e-mail atau facebook
  • Karya yang dikirim adalah karya asli perseorangan. Tidak boleh menjiplak dan mengadaptasi dari karya orang lain
  • Karya tidak boleh menyinggung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), kekerasan, ketidaksopanan terhadap teman, orang tua, dan guru
  • Karya disertai dengan biodata lengkap
  • Tema cerita adalah seputar perjalanan yang mengandung informasi , hal-hal unik dan menarik, mengenai sebuah tempat.
    Kirimkan ke alamat Penerbit Mizan : Jl. Cinambo No.135 , Cisaranten Wetan, Ujung Berung, Bandung 40294

Syarat Penulisan The Story Explorer

  • Menerima kiriman naskah untuk kumcer dan novel tema bebas tapi bernuansa lokal, tidak mengandung SARA, karya asli bukan jiplakan
  • Kumcer: kirimkan 10-15 cerpen, satu cerpen antara 3-4 halaman spasi 1,5, jenis font Times New Roman 12 pt, ukuran kertas A4
  • Novel: panjang naskah 40-50 halaman, spasi 1,5, font Times New Roman 12 pt, ukuran kertas A4
  • Saat mengirim naskah, sertakan biodata lengkap dan foto terbaru pengarang.
  • Usia untuk penulis The Story Explorer 4-12 tahun.
  • Kirimkan naskah via pos ke alamat:
    Tiga Ananda, Creative Imprint of Tiga Serangkai
    Alamat: Jln. Dr. Supomo, No. 23, Solo 57141
    Bagian kiri atas amplop tulis: Naskah The Story Explorer

Minggu, 10 Agustus 2014


Syarat-Syarat Pengiriman Naskah KKJD
(Kecil-Kecil Jadi Detektif)


  1. Jumlah halaman cerita minimal 50 halaman, maksimal 60 halaman. (tidak termasuk kata pengantar, ucapan terima kasih, daftar isi, halaman profil, dll).
  2. Diketik kemudian diprint di kertas HVS A4, 1.5 spasi, Times New Roman 12 pt.
  3. Karya dikirim melalui pos, bukan melalui e-mail atau facebook.
  4. Karya yang dikirim adalah karya asli perseorangan. Tidak boleh menjiplak dan mengadaptasi dari karya orang lain.
  5. Karya tidak boleh menyinggung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), kekerasan, ketidaksopanan terhadap teman, orang tua, dan guru.
  6. Karya disertai dengan biodata lengkap (Nama, Alamat, No. Telp, E-mail, dll).
  7. Tema cerita adalah seputar cerita misteri, detektif.
  8. Ilustrasi dan gambar akan dikerjakan oleh kakak-kakak dari Penerbit Mizan.
Dikirim ke alamat Penerbit Mizan:
Jl. Cinambo No.135 , Cisaranten Wetan,
Ujung Berung, Bandung 40294.
SYARAT KIRIM NASKAH KE KKPK COOKIDZ

(Novel dengan tema memasak/makanan)


  • Usia penulis di bawah 12 tahun
  • Jumlah halaman cerita minimal 45 halaman, maksimal 50 halaman. (tidak termasuk kata pengantar, ucapan terima kasih, daftar isi, halaman profil, dll)
  • Disertai foto-foto yang berhubungan dengan materi
  • Diketik kemudian diprint di kertas HVS A4, 1.5 spasi, Times New Roman 12 pt
  • Karya yang dikirim adalah karya asli perseorangan. Tidak boleh menjiplak dan mengadaptasi dari karya orang lain
  • Karya tidak boleh menyinggung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), kekerasan, ketidaksopanan terhadap teman, orang tua, dan guru
  • Karya disertai dengan biodata lengkap
  • Tema cerita adalah seputar kegiatan memasak dan makanan
      
    KIRIMKAN KE :
    PENERBIT DAR! MIZAN
    JL. CINAMBO NO. 135 (CISARANTEN WETAN)
    UJUNG BERUNG
    BANDUNG – 40294
    Telp (022) 7834310 - Faks (022) 7834311

CARA KIRIM NASKAH KE BENTANG BELIA SERI BINTANG KECIL

BINTANG KECIL mengajak kamu semua untuk menjadi penulis cilik hebat, lho!
Caranya mudah! Ini dia...

Ketentuan naskah:

  • Tema bebas asal seru dan menarik
  • Naskah boleh berupa kumpulan cerpen (kumcer) atau novel.
  • Untuk kumcer, kirimkan 12-15 cerpen. Satu cerpen panjangnya antara 3-4 halaman.
  • Untuk novel, panjang naskah maksimal 60 halaman.
  • Diketik pada kertas HVS ukuran A4; spasi 2; font times new roman, dan ukuran font 12pt.
  • Sertakan sinopsis, profil penulis dan foto terbarumu dengan ukuran besar di halaman akhir naskahmu.
  • Naskah harus karya asli, bukan jiplakan.
  • Tidak berpotensi menimbulkan konflik SARA.
  • Usia kamu tidak lebih dari 13 tahun.
Kirimkan naskah kamu via email ke: 
Bentang.belia@mizan.com 
Subject : BINTANG KECIL
Telepon: 0274-886010
Pink Berry Club

Teman-Teman suka buku-buku novel Pink Bery Club?
Mau ikutan jadi penulisnya?

Caranya gampang kok, ikuti saja ketentuan di bawah ini  :
  • Kirimkan naskah dengan tebal halaman 75-100, kertas A4 spasi 1,5 (hindari jenis penggunaan jenis font Comic Sans)
  • Usia untuk penulis PBC adalah 12-16 tahun
  • PBC tidak menerima naskah-naskah bertema Fantasi dan Romance
  • Kirimkan naskah yang sudah diketik rapi dan di-print ke alamat redaksi Mizan via pos (Mizan tidak terima naskah via e-mail)
          dilengkapi dengan   :
  1. Biodata lengkap (dengan nomor yang bisa dihubungi dan alamat e-mail)
  2. Deskripsi tokoh
  3. Sinopsis cerita
  4. Ucapan terima kasih
  5. Foto terbaru pengarang
  6. Naskah dalam bentuk digital
  • Naskah yang diterbitkan adalah naskah terbaik setelah melalui seleksi dan evaluasi selama maksimal 3 bulan. Naskah yang tidak lolos seleksi akan dikabari via surat atau telepon
  • Naskah yang dikirimkan tidak dapat dikembalikan kecuali disertai dengan perangko

Kirimkan ke:
Redaksi Pink Berry Club Mizan
Jalan Cinambo No. 135
Cisaranten Wetan
 Ujung Berung - Bandung - 40294

Syarat Penulisan Fantasteen (DAR! Mizan)

1. Kirim naskah dengan tebal halaman 75-100 kertas A4 dengan spasi 1,5 
(Hindari penggunaan jenis font Comic Sans).
2. Usia untuk penulis Fantasteen adalah 13-18 tahun.
3. Fantasteen tidak menerima naskah-naskah bertema Romance.
4. kirimkan naskah yang sudah diketik rapi dan di-print  ke alamat redaksi mizan via pos
(Mizan tidak terima naskah via email),
dilengkapi dengan :
-  biodata lengkap (dengan nomor yang bisa dihubungi, dan alamat e-mail)
-  sinopsis cerita
-  ucapan terima kasih
-  foto terbaru pengarang  ukuran 5R (dicetak)
-  naskah dalam bentuk digital
5. Naskah yang diterbitkan adalah naskah terbaik setelah melalui  seleksi dan evaluasi selama maksimal 3 bulan. Naskah yang tidak layak terbit, akan kita kabari via surat atau telepon.
6. Naskah yang dikirimkan tidak bisa dikembalikan, kecuali disertai dengan perangko.

Kirimkan ke:
Redaksi Fantasteen Mizan
Jalan Cinambo No. 135 Cisaranten Wetan
Ujung Berung, Bandung 40294

Ketentuan CCPK, KCPK, dan RPK

Teman-teman ingin menulis? Sudah ditulis, tapi tidak tahu dikirim kemana? Wah, kalian harus baca, niih!

Ketentuan CCPK:
Cilik Cilik Punya Karya untuk anak yang maksimal berusia 12 tahun.
1. diketik di atas kertas HVS berukuran A4, 1.5 spasi
2. tebal naskah 40-45 halaman, dengan font times new roman 12 pt.
Ketentuan KCPK & RPK:
Kakak Cilik Punya Karya untuk yang berusia 13-15 tahun.
Remaja Punya Karya untuk yang berusia 16-19 tahun.
Syarat KCPK dan Remaja Punya Karya
1. naskah diketik di atas kertas HVS berukuran A4 berspasi 1,5
2. tebal halaman minimal 50 halaman dengan huruf times new roman 12 pt

Kirimkan naskahmu ke:
Penerbit Edelweiss
Ki town House Blok H
Jl. Raya Limo, Depok 16515
Email: edelweiss.publisher@gmail.com

Syarat Penulisan Penulis Cilik Punya Karya (Noura Books)

Ketentuan Naskah :

  • Panjang naskah 50-60 halaman. Untuk kumcer, satu cerita minimal 4 halaman. Diketik pada kertas HVS ukuran A4, 1,5 spasi, Times New Roman 12 pt.
  • Untuk naskah Duo atau Trio, tidak boleh kumpulan cerpen. Harus novel.
  • Usia Penulis maksimal 14 tahun.
  • Jangka waktu evaluasi naskah maks. 4 bulan.
  • Apabila naskah layak terbit, penerbit akan mengabari melalui surat dan telepon, dilanjutkan dengan pembuatan Surat Perjanjian.
  • Naskah tidak akan dikirimkan kembali kepada pengirim kecuali disertai perangko yang mencukupi.
    Naskah dikirim ke : Noura Books
    Jl. Jagakarsa Raya No. 40 Jakarta Seltan 12620
    Telp. 021 78880556
    Fax. 78880563